indate,nett-BOGOR – Indonesia kini menghadapi darurat judi online. Fenomena ini tidak hanya menggerus ekonomi masyarakat, tetapi juga mengancam kesehatan mental hingga relasi sosial, terutama di kalangan remaja.
Psikiater Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi Bogor, dr. Lahargo Kembaren, SpKJ, menegaskan kecanduan judi online bukan sekadar kebiasaan buruk, melainkan gangguan jiwa serius yang sejajar dengan kecanduan narkoba.
“Adiksi judi itu penyakit. Sama seriusnya dengan narkoba. Di otak, sirkuit sarafnya terganggu sehingga sangat sulit bagi penderita untuk berhenti,” ujarnya saat ditemui, Senin (25/8/2025).
Menurutnya, kecanduan judi atau pathological gambling merupakan bentuk adiksi perilaku yang membuat seseorang kehilangan kendali. Meski sadar dampak buruk, penderita tetap terdorong untuk berjudi.
Dampaknya sangat luas. Selain kebangkrutan finansial, pasien umumnya mengalami depresi, kecemasan, hingga risiko percobaan bunuh diri. Hubungan keluarga juga terancam hancur karena krisis kepercayaan, bahkan tidak jarang penderita terjerumus ke perilaku kriminal.
“Banyak pasien datang dengan kondisi rumah tangga porak-poranda, pekerjaan hilang, aset habis. Judi merusak bukan hanya dompet, tapi juga jiwa dan relasi sosial,” jelasnya.
Secara medis, adiksi judi mengacaukan keseimbangan zat kimia otak, seperti dopamin dan serotonin. Hal ini memengaruhi kontrol diri, pengambilan keputusan, serta penilaian risiko. Akibatnya, penderita nekat terus berjudi meski berkali-kali kalah, bahkan terdorong bermain karena sekadar ‘hampir menang’.
Yang lebih mengkhawatirkan, kata Lahargo, kasus ini semakin banyak menjerat anak dan remaja. Pada fase tersebut, otak masih berkembang sehingga risiko gangguan kepribadian dan kejiwaan berat di masa depan semakin besar.
Untuk penanganan, ia menekankan kecanduan judi tidak bisa diatasi hanya dengan niat berhenti. Penderita membutuhkan kombinasi pengobatan medis, psikoterapi, hingga rehabilitasi. Terapi modern seperti Transcranial Magnetic Stimulation, Cognitive Behavior Therapy (CBT), dan Motivational Interviewing terbukti membantu pasien memulihkan fungsi kehidupan.
Selain itu, dukungan keluarga disebut menjadi kunci. “Pasien butuh pengobatan, konseling, dan support system yang kuat. Jangan dihakimi, tapi dampingi. Negara juga harus hadir dengan aturan yang jelas untuk melindungi masyarakat dari darurat judi online ini,” tegas Lahargo.(*)