-->
  • Jelajahi

    Copyright © IndateNews
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Bukan Sekadar Ibadah Sunnah: Ini Sejarah dan Keutamaan Puasa Arafah

    Indate News
    05/06/25, Juni 05, 2025 WIB Last Updated 2025-06-05T02:04:27Z


    indate.net-Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu waktu istimewa dalam kalender Islam, di mana umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, salah satunya adalah puasa Arafah. Ibadah ini memiliki keutamaan besar dan diyakini membawa keberkahan bagi yang mengamalkannya.


    Apa Itu Puasa Arafah?

    Puasa Arafah adalah ibadah sunnah yang dilakukan setiap tanggal 9 Dzulhijjah, sehari sebelum Hari Raya Idul Adha. Dikutip dari laman resmi Universitas Muhammadiyah Surabaya, puasa ini sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji.


    Salah satu keutamaan puasa ini dijelaskan dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah RA. Rasulullah SAW bersabda:


    "Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun, yaitu setahun yang lalu dan setahun yang akan datang." (HR. Muslim)


    Jejak Sejarah Puasa Arafah

    1. Kisah Nabi Ibrahim AS: Awal Mula Hari Arafah

    Sejarah puasa Arafah tak lepas dari kisah agung Nabi Ibrahim AS. Mengutip laman resmi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada malam tanggal 8 Dzulhijjah, beliau menerima perintah melalui mimpi untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail. Lalu, pada tanggal 9 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim memahami bahwa perintah tersebut adalah bentuk ujian keimanan dari Allah SWT.


    Hari saat Nabi Ibrahim memahami perintah ini kemudian dikenal sebagai Hari Arafah berasal dari kata 'arafa' yang berarti 'mengetahui' atau 'memahami'.


    Peristiwa ini menjadi tonggak penting dalam sejarah spiritual umat Islam, dan hingga kini diperingati dengan puasa sebagai bentuk penghayatan terhadap ketaatan dan ketundukan Nabi Ibrahim AS kepada perintah Allah.


    2. Khutbah Terakhir Rasulullah SAW di Padang Arafah

    Tak hanya itu, Hari Arafah juga menjadi momen penting dalam sejarah kenabian. Dalam buku “Sejarah Lengkap Rasulullah SAW” karya Ali Muhammad Ash-Shallabi (2012), disebutkan bahwa Rasulullah SAW menyampaikan khutbah terakhir beliau pada hari Arafah dalam pelaksanaan Haji Wada’ (Haji Perpisahan).


    Khutbah ini berisi pesan-pesan universal seperti kesetaraan manusia, pentingnya menjaga hak asasi, serta panduan ibadah haji yang benar. Pesan moral dan kemanusiaan dalam khutbah ini menjadi warisan luhur yang terus relevan hingga kini.


    Waktu dan Pelaksanaan Puasa Arafah

    Hari Arafah adalah hari kedua dalam rangkaian ibadah haji. Saat itu, para jemaah haji melaksanakan wukuf di Padang Arafah, yakni berdiam dan berdoa sejak tergelincirnya matahari hingga matahari terbenam.


    Bagi umat Islam yang tidak menunaikan ibadah haji, puasa Arafah dapat dilakukan sebagai bentuk ibadah yang penuh dengan nilai spiritual. Dikutip dari sumber Muhammadiyah, puasa ini dipercaya dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Namun, perlu diingat bahwa yang dimaksud adalah dosa-dosa kecil, sementara dosa besar tetap membutuhkan taubat secara khusus.


    Puasa Arafah bukan sekadar ritual tahunan, tetapi juga merupakan momentum untuk introspeksi, memperkuat iman, serta meneladani ketundukan Nabi Ibrahim dan keteladanan Rasulullah SAW. Bagi umat Islam yang tidak berhaji, puasa Arafah menjadi kesempatan emas untuk meraih pahala dan pengampunan dari Allah SWT.(*)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini