-->
  • Jelajahi

    Copyright © IndateNews
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Sekolah Negeri Baru di Bogor Dibuka, Wali Kota: Kebutuhan Guru Mendesak

    Indate News
    30/05/25, Mei 30, 2025 WIB Last Updated 2025-05-30T02:12:05Z


    indate.net-Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, meninjau dua sekolah negeri baru SMP Negeri 22 dan SMP Negeri 23 pada Rabu (28/5/2025). Kedua sekolah ini berlokasi di Kecamatan Bogor Timur dan Bogor Utara, serta mengusung konsep satu atap bersama Sekolah Dasar Negeri (SDN) Duta Pakuan dan SDN Cimahpar 3.


    Dalam kunjungannya, Dedie menyoroti tantangan terkait keterbatasan jumlah tenaga pengajar. Di SMPN 23 saat ini tersedia 11 guru, sementara SMPN 22 memiliki 7 guru. Menurutnya, jumlah tersebut belum ideal untuk mendukung proses pembelajaran secara optimal.


    "Pemerintah Kota Bogor sedang mencari solusi jangka pendek, termasuk melalui metode audiovisual, agar satu guru dapat mengampu lebih dari satu kelas," ujar Dedie.


    Ia menjelaskan, setiap tahun sekitar 240 guru di Kota Bogor memasuki masa pensiun. Namun, pengadaan pengganti melalui jalur CPNS maupun non-CPNS masih terkendala kebijakan zero growth dari pemerintah pusat. Berdasarkan data Pemkot, kekurangan guru di Kota Bogor diperkirakan mencapai 1.000 orang pada tahun depan.


    Dedie juga menyoroti tingginya minat masyarakat terhadap sekolah negeri. Di SMPN 23, kuota penerimaan siswa baru tahun ini sebanyak 160, namun jumlah pendaftar tercatat mencapai 265, termasuk dari wilayah perbatasan seperti Kabupaten Bogor.


    "Minat masyarakat terhadap sekolah negeri sangat tinggi. Oleh karena itu, perlu ada sinergi antara pemerintah kota, provinsi, dan pusat dalam menyikapi hal ini," ujarnya.


    Terkait pembangunan sarana pendidikan, Dedie menyampaikan bahwa SDN Duta Pakuan dan SDN Cimahpar 3 ditargetkan selesai pembangunannya pada akhir tahun ini. Namun, ia menekankan pentingnya ketersediaan tenaga pendidik sebagai pelengkap infrastruktur fisik sekolah.


    Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Irwan Riyanto, menjelaskan bahwa konsep satu atap yang diterapkan pada sekolah-sekolah tersebut mengalami penyesuaian. Jika sebelumnya SD dan SMP berada dalam satu gedung, kini desainnya dipisahkan secara fisik namun tetap berada dalam satu kompleks.


    “Dengan desain seperti ini, kita berharap dapat meningkatkan kenyamanan siswa, khususnya dalam membedakan kebutuhan belajar siswa SD dan SMP,” kata Irwan.


    Ia menambahkan bahwa setiap sekolah dirancang dengan fasilitas pendukung seperti laboratorium guna mendukung pengembangan minat dan bakat peserta didik di masa mendatang.(*)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini