indate.net-BOGOR – Institut Pertanian Bogor (IPB) University menugaskan Tim Relawan Tanggap Bencana ke sejumlah wilayah terdampak bencana alam di Pulau Sumatera, yakni Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Penugasan tersebut merupakan bentuk kepedulian IPB University terhadap masyarakat yang terdampak bencana.
Rektor IPB University, Alim Setiawan Slamet, mengatakan tim relawan yang diberangkatkan terdiri atas 13 dosen, termasuk tenaga medis, serta 33 mahasiswa dan relawan. Seluruh kegiatan dikoordinasikan oleh Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA) IPB University.
“Tim ini diberangkatkan untuk menyalurkan bantuan sekaligus melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat di wilayah terdampak bencana,” ujar Alim, Sabtu (20/12/2025).
Menurutnya, tim relawan membawa berbagai bantuan logistik berupa makanan siap saji, biskuit, dan kebutuhan pangan lainnya. Selain penyaluran bantuan, tim juga memiliki tugas memberikan edukasi dan pelatihan pembuatan pangan darurat berupa nasi steril siap makan kepada perguruan tinggi yang berfungsi sebagai posko bencana.
Alim menjelaskan, program pengabdian kepada masyarakat dalam penanganan tanggap darurat bencana ini merupakan hasil kerja sama IPB University dengan Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Program tersebut memiliki empat fokus utama.
Fokus pertama adalah pelatihan dan penyediaan 18.000 bungkus pangan steril siap makan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat terdampak bencana. Fokus kedua berupa pelayanan kesehatan terpadu, meliputi pelayanan kesehatan dasar herbal-komplementer seperti akupunktur dan akupresur, telemedisin tenaga kesehatan, serta penguatan kader kesehatan rehabilitasi bencana.
Fokus ketiga mencakup pemberian 13.500 paket pangan khusus bagi kelompok balita guna mencegah malnutrisi dan menjaga kesehatan kelompok usia rentan selama masa darurat. Sementara fokus keempat adalah pendampingan psikososial pascabencana untuk membantu pemulihan ketahanan mental masyarakat dan memperkuat stabilitas sosial di wilayah terdampak.
“Melalui program ini, IPB tidak hanya memberikan bantuan logistik, tetapi juga melakukan transfer pengetahuan kepada perguruan tinggi posko dan relawan setempat agar keberlanjutan inovasi penanganan bencana dapat terjaga,” tegas Alim.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Masyarakat Agromaritim IPB University, Handian Purwawangsa, menjelaskan bahwa inovasi nasi steril siap makan sebagai pangan darurat memiliki sejumlah keunggulan, terutama dari sisi kepraktisan dan daya simpan.
“Nasi steril ini dapat langsung dikonsumsi tanpa perlu dimasak atau dipanaskan, memiliki daya simpan hingga dua tahun, serta cita rasanya sesuai dengan selera masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Ia menambahkan, bahan baku nasi steril relatif mudah diperoleh dan tersedia dalam berbagai varian, seperti nasi liwet, nasi kuning, nasi ayam jeruk purut, nasi uduk, dan nasi goreng. Produk tersebut dikemas dalam pouch berukuran 150 hingga 200 gram, setara dengan porsi makan orang dewasa, sehingga mudah didistribusikan ke wilayah bencana.
Penyaluran bantuan dan inovasi teknologi pangan darurat ini akan dikolaborasikan dengan perguruan tinggi setempat yang menjadi posko bencana, yakni Universitas Syiah Kuala (USK) di Aceh, Universitas Sumatera Utara (USU) di Sumatra Utara, serta Universitas Andalas (UNAND) di Sumatra Barat.
“Dengan kolaborasi ini, kami berharap dapat membantu memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat sekaligus mendukung percepatan pemulihan pascabencana di wilayah terdampak,” kata Handian.(JM)


