indate.net+BOGOR – Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bogor, Raden Budiman Priyatna Kusumah, langsung tancap gas menyiapkan berbagai program pembinaan sejak resmi menjabat di Lapas Paledang, Bogor.
Budiman menegaskan bahwa seluruh tata kelola lapas kini berpegang pada sistem anggaran berbasis kinerja. Setiap penggunaan anggaran harus dapat diukur dampaknya.
“Sekarang anggarannya berbasis kinerja. Jadi rupiah yang keluar itu harus terlihat kinerjanya apa,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (18/11).
Menurutnya, seluruh program pembinaan diselaraskan dengan visi dan misi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, terutama dalam bidang ketahanan pangan serta penguatan kemandirian warga binaan.
Budiman menekankan pentingnya pemasyarakatan yang produktif dan mendukung program pemerintah hingga tingkat daerah.
“Apa potensi yang bisa kita berdayakan untuk turut membangun dan menyukseskan program presiden, itu yang kita optimalkan,” jelasnya.
Salah satu program unggulan yang disiapkan adalah peternakan ayam petelur yang akan bekerja sama dengan pihak ketiga.
“Kami sudah MoU untuk membuka peternakan ayam petelur. Rencananya peresmian dimulai dengan 1.000 ayam petelur. Ini untuk memaksimalkan kegiatan warga binaan,” terangnya.
Program tersebut diharapkan mampu memberikan bekal keterampilan yang dapat digunakan warga binaan setelah bebas. Budiman menegaskan bahwa pelatihan tidak hanya sekadar memberi kemampuan dasar, tetapi harus meningkatkan kompetensi hingga siap kerja.
“Kita memberikan keterampilan dari tidak bisa menjadi bisa. Pelatihan harus berbasis kompetensi agar mereka mampu membuka lapangan pekerjaan sendiri,” ujarnya.
Selain keterampilan kerja, pembinaan seni juga menjadi perhatian. Banyak warga binaan yang memiliki bakat musik. Lapas berencana membentuk grup musik binaan dan akan memfasilitasi mereka tampil di luar lapas jika telah memenuhi standar.
Berbagai kegiatan harian di Lapas Paledang berjalan dengan pola teratur. Dalam siklus 10 hari kerja, kegiatan akan kembali berulang pada hari ke-11. Rutinitas pagi dimulai dengan senam bersama, dilanjutkan rehabilitasi bagi warga binaan yang telah diasesmen.
Pelatihan kemandirian dilaksanakan dengan menggandeng mitra pihak ketiga, sementara pembinaan keagamaan diperkuat melalui kerja sama lintas lembaga seperti Kementerian Agama dan sejumlah gereja.
Pada sore hari, warga binaan melanjutkan aktivitas olahraga seperti futsal, bola basket, dan voli.
“Setiap hari ada kegiatan, baik olahraga maupun keagamaan,” katanya.
Pembinaan spiritual menjadi salah satu fokus utama. Saat ini, satu warga binaan telah menjadi hafiz Al-Qur’an dan empat lainnya telah menguasai Juz 30 serta rutin membaca iqra.
Ke depan, Budiman menyatakan siap membuka program pesantren dalam lapas jika mendapat izin dari pihak terkait.
“Pendekatan spiritual itu penting. Mudah-mudahan pemahaman keagamaan bisa lebih ditingkatkan,” ujarnya.
Meski Lapas Paledang mengalami overkapasitas kapasitas ideal 340 orang namun dihuni 756 warga binaan Budiman menegaskan kondisi keamanan tetap terjaga.
“Alhamdulillah Lapas Paledang Bogor aman dan kondusif. Koordinasi dengan APGAKUM, TNI, dan Polri sangat baik. Titik sambang rajin, sinergis juga sangat dekat,” ungkapnya.
Untuk mengurangi beban hunian, pihak lapas mempercepat proses integrasi bagi warga binaan yang memenuhi syarat. Sedangkan mereka yang dinilai sulit dibina akan diretribusi ke lapas lain.
Budiman berharap seluruh program yang dijalankan mampu memberikan perubahan nyata bagi warga binaan.
“Semoga program yang dijalankan dapat membawa perubahan, meningkatkan kualitas warga binaan, dan memperkuat fungsi pemasyarakatan sebagai tempat pembinaan yang humanis dan produktif,” pungkasnya.(*)


