Nanang mengaku pernah dijanjikan akan diberi kesempatan menjadi penerjemah pribadi usai tampil dalam video di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel. Namun, menurutnya, hingga kini janji tersebut belum juga terealisasi.
“Saya merasa janji Gubernur Jawa Barat itu hanya omongan belakang dan tidak ditepati,” ujar Nanang, saat ditemui di tempat dagangnya di Kota Bogor, Minggu (12/10/2025).
Ia menuturkan, sejak video pertemuannya dengan Dedi Mulyadi viral, banyak warga yang datang menanyakan kelanjutan janji tersebut.
“Setiap orang datang ke tempat dagang saya pasti bertanya, ‘Pak Nanang, kenapa tidak jadi-jadi penerjemah KDM?’ Saya jawab tidak tahu. Kadang setelah ditanya begitu saya sedih, bahkan sampai menangis, karena ada rasa kecewa,” katanya.
Nanang juga menyampaikan harapannya agar publik tidak menilai seseorang dari penampilan atau latar belakang ekonomi.
“Jangan mentang-mentang saya masyarakat miskin, tidak berpendidikan, dan berpenampilan sederhana lalu dianggap tidak layak. Apakah yang diprioritaskan itu harus yang kaya atau tampil perlente?” ujarnya.
Nanang menambahkan, dalam ajaran Sunda Wiwitan yang ia anut, nilai seseorang diukur dari kejujuran dan ketulusan hati, bukan dari kekayaan atau jabatan.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, belum memberikan keterangan terkait pernyataan Nanang tersebut.(*)