indate.net- Organisasi Global Olympus Deliverance (GOD) secara resmi memulai inisiatif kolaboratif lintas sektor untuk membentuk ekosistem pariwisata berkelanjutan berbasis edukasi dan ekonomi sirkular. Program ini dimulai di Bogor dan direncanakan akan diperluas ke empat kota lainnya, termasuk Bali, Bandung, Yogyakarta, dan satu kota yang belum diumumkan.
Ketua Umum GOD, Putut Wibowo, menyampaikan bahwa gerakan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti pelaku usaha, akademisi, dan komunitas, guna membangun ekosistem eco-edutourism dan circular economy.
"Kami mengajak mitra dari berbagai sektor untuk berkolaborasi dalam pengembangan ekosistem pariwisata yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan dan pendidikan,” ujar Putut dalam keterangan tertulis, Jumat (10/5/2025).
Sebagai bagian dari langkah awal, GOD menargetkan penerapan prinsip ramah lingkungan di fasilitas internal, seperti penggantian alat pendingin udara menjadi lebih efisien energi, penggunaan produk organik, serta penyediaan kendaraan listrik untuk wisatawan.
Dalam jangka menengah, organisasi ini berencana mengembangkan sistem daur ulang limbah tekstil dari hotel menjadi bahan kain ramah lingkungan.
"Kami akan memulai dari hotel kami sendiri, dengan mendaur ulang berbagai kain seperti linen dan seragam menjadi renewable fabrics," tambah Putut.
Sebagai indikator awal pencapaian, GOD menargetkan pemberdayaan 100 pelaku UMKM dan edukasi terhadap sekitar 50.000 wisatawan lokal dalam tahap pertama.
Untuk memperkuat gerakan ini, GOD mengadopsi pendekatan pentahelix, yang melibatkan unsur pemerintah, akademisi, industri, komunitas, dan media.
“Sinergi kelima elemen ini diperlukan agar gerakan dapat berjalan secara berkelanjutan,” kata Putut.
Rudi Wahyu Perdana, Co-Founder dan CSO Aludra Impact, juga menekankan pentingnya peran media dalam memperluas dampak gerakan.
"Media bukan hanya peliput, tetapi bagian integral dari proses kolaborasi ini,” ujarnya.
Sementara itu, Iqbal Muslimin, Co-Founder Evermost, menyatakan bahwa kesadaran pelaku UMKM terhadap praktik ramah lingkungan perlu ditingkatkan.
“Nilai keberlanjutan bisa menjadi pintu masuk untuk memperoleh akses pembiayaan, termasuk dari lembaga keuangan yang kini mulai menerapkan prinsip hijau,” tuturnya.
Deklarasi ini menjadi langkah awal menuju penguatan sektor pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif melalui kolaborasi lintas sektor.(*)