indate.net-Kota Bogor – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Pemerintah Pusat menjadi sorotan setelah puluhan siswa dan guru dilaporkan mengalami gejala yang diduga sebagai keracunan makanan. Peristiwa ini terjadi pada Selasa, 6 Mei 2025, di Sekolah Bosowa Bina Insani.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari pihak sekolah, sebanyak 36 siswa dan sejumlah guru mengalami gejala mual, muntah, dan pusing setelah mengonsumsi makanan dari program MBG.
Kasus serupa juga dilaporkan di dua sekolah lain, yakni SDN Kedung Jaya 1 dan SDN Kedung Jaya 2, yang terletak di kawasan Cimanggu Permai, Tanah Sareal, Kota Bogor. Sekitar 40 siswa dari dua sekolah tersebut dilaporkan mengalami gejala serupa, dan sedikitnya lima siswa mendapat perawatan di beberapa rumah sakit di Kota Bogor.
Salah satu siswa dari SDN Kedung Jaya 2, Desfani (9), yang masih menjalani pemulihan di RS Islam, menceritakan pengalamannya. “Awalnya saya merasa pusing, mual, lalu muntah-muntah. Badan terasa lemas dan mata jadi kunang-kunang,” ujarnya saat ditemui pada Senin (12/5/2025).
Desfani sempat dirawat selama empat hari. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya infeksi bakteri di saluran pencernaannya. Dokter menduga bakteri tersebut adalah Salmonella, yang umumnya menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi.
Hasil dari Laboratorium, Pemerintah Kota Bogor telah mengumumkan hasil uji laboratorium terhadap sampel sisa makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikaitkan dengan kasus dugaan keracunan sejumlah siswa beberapa waktu lalu. Pengumuman disampaikan pada Senin (12/5/2025).
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menjelaskan bahwa berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), ditemukan adanya bakteri dalam beberapa sampel makanan.
"Bakteri Escherichia coli terdeteksi pada sajian telur ceplok bumbu barbeku, sementara Salmonella teridentifikasi pada menu tumis tahu dan taoge," kata Dedie dalam keterangan kepada media..(JM)