indate.net-Beratnya persaingan kontestasi politik Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 kerap memberikan tekanan berat kepada para caleg (calon legislatif). Kondisi ini pun membuat para caleg rawan terdampak gangguan jiwa.
Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional (PKJN) Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi (RSMM), dr Nova Riyanti Yusuf, SpKJ membenarkan hal tersebut. Sebagai mantan anggota DPR RI dan Psikiater dirinya mengatakan Pemilu merupakan ajang maraton mental yang mesti dihadapi para caleg.
Sebab ia melihat, pencalegan merupakan ranah yang cukup berat untuk dihadapi siapapun lantaran tidak adanya kepastian (menang atau kalah). Ditambah masa kampanye yang lama. Mulai dari tahap memilih partai, melobi nomor urut, memilih daerah pemilihan (Dapil), pemilihan, hingga perhitungan suara.
“Tahapannya panjang dan saya membayangkan ini sebagai maraton mental yang butuh stamina psikologis. Memang mungkin saat tes persyaratan pemberkasan Minnesota Multiphasic Persinality Inventory (MMPI) dinyatakan siap. Tapi kemudian ada proses setahun yang berat dan tidak mudah dihadapi. Macam-macam yang bisa terjadi, up and down, penurunan mood dalam proses pencalegan karena banyak dinamika yang harus dihadapi,” terang Nova.
Ia menyebut, seseorang bisa mengalami gangguan jiwa bukan cuma karena satu faktor saja. Bisa disebabkan faktor biologi, ciri kepribadian, mekanisme koping (cara dalam mebghadapi masalah), cara berinteraksi hingga bagaimana dirinya menyikapi keberhasilan dan kegagalan. Hal tersebutlah yang menurutnya dapat menentukan kondisi psikologi seseorang.
“Stressor psikososialnya adalah lingkungan sekitar. Termasuk calon pemilih, dinamika massa, dan hasil pemilu. Jadi memang rentan (Caleg mengalami gangguan jiwa). Karena banyak faktor yang alih-alih menjadi faktor protektif untuk melindungi kesehatan malah jadi faktor beresiko. Itu tidak mesti terjadi di akhir Pemilu bahkan bisa juga drop duluan sebab kondisi yang tidak mudah,” jelas dia.
Pada Pemilu periode kali ini, PKJN RSMM menyatakan tidak mempersiapkan secara khusus ruangan atau pelayanan untuk menghadapi fenomena tersebut. Meski demikian, Nova menyebut pihaknya selalu siap untuk menyambut masyarakat yang ingin berkonsultasi. Bukan saja untuk penanganan yang bersifat pengobatan namun juga upaya pencegahan.
Pelayanan kesehatan jiwa yang diberikan tersedia dari setiap tingkatan. Mulai dari layanan BPJS, reguler, hingga poli eksekutif, VIP, VVIP, psikiatri dan non psikiatri.
Nova mengatakan pihaknya juga menyediakan layanan yang tidak tatap muka secara langsung sehingga masyarakat atau caleg tidak perlu datang ke RSMM. Layanan tersebut di antaranya D’Patens 24 yakni layanan konsultasi bebas biaya berbasis hotline yang dibuka selama 24 jam. Untuk mendapat pelayanan tersebut masyarakat atau Caleg bisa menghubungi nomor 081197910000.
D’Patens juga menyediakan pelayanan berbasis chat WhatsApp di nomor 081380073120. Namun pada basis ini pelayanan hanya diberikan di hari Senin-Jumat pukul 7.00-15.00 saja.
“Kami juga punya layanan tidak tatap muka lain yang inklusif dan mudah diakses yakni telemedicine. Ini bagian dari poli eksekutif kami sehingga seseorang bisa datang untuk pertemuan pertama tapi untuk pertemuan berikutnya bisa secara zoom dari rumah. Registrasi bisa dilakukan pada situs s.id/pkjntelemedicine,” imbuh Nova.
Dirinya mengungkapkan, di tahun 2019 lalu pihaknya tidak menerima pasien gangguang jiwa dari kalangan caleg. Namun dirinya menyebut pasien gangguang jiwa justru datang dari pendukung dan keluarga caleg.
Oleh karena itu Nova menyebut fenomena tersebut menjadi pemantik pihaknya sebagai PKJN koordinator nasional pengampuan jejaring kesehatan jiwa 269 RS untuk mendata secara jelas Caleg yang mengalami gangguan jiwa dalam menghadapi proses Pemilu 2024. (*)