-->
  • Jelajahi

    Copyright © IndateNews
    Best Viral Premium Blogger Templates

    SingHealth Duke-NUS Kunjungi RS Marzoeki Mahdi, Apresiasi Program Kesehatan Jiwa Digital

    Indate News
    23/09/25, September 23, 2025 WIB Last Updated 2025-09-23T00:58:19Z


    indate.net-Bogor – Tim dari SingHealth Duke-NUS Global Health Institute (SDGHI) Singapura melakukan kunjungan lapangan ke Pusat Kesehatan Jiwa Nasional (PKJN) RS Marzoeki Mahdi, Kota Bogor, Rabu (17/9/2025). Kunjungan ini bertujuan mempelajari langsung pengembangan layanan kesehatan jiwa berbasis komunitas di rumah sakit jiwa pertama di Indonesia tersebut.


    Dalam rangka memperkuat pelayanan kesehatan jiwa, terutama di tingkat primer dan komunitas, SDGHI bekerja sama dengan Direktorat Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan RI serta Global Health Strategies. Kegiatan ini menjadi bagian dari lokakarya digital mengenai inovasi layanan kesehatan jiwa dan intervensi berbasis komunitas berbiaya rendah di Indonesia.


    Rombongan SDGHI dipimpin Dr. Anne-Claire Stona, Lead for Global Mental Health. Mereka menyoroti dua inovasi utama RS Marzoeki Mahdi, yakni program Si Opa (Strategi Optimalisasi Advokasi) dan layanan hotline 24 jam D’Patens 24, yang dinilai memperluas akses layanan kesehatan jiwa bagi masyarakat.


    Direktur Utama PKJN RS Marzoeki Mahdi, Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp.KJ, menjelaskan rumah sakit telah menerapkan konsep social prescribing melalui berbagai layanan.


    Social prescribing itu seperti layanan hotline, outreach seperti Si Opa, hingga kegiatan terapi musik, memasak, kesenian, dan kerajinan. Semua ini bagian dari layanan rehabilitasi psikososial yang meski belum ditanggung BPJS, sangat penting untuk mendukung kesehatan jiwa masyarakat,” ujarnya.


    Menurut Dr. Nova, pembelajaran yang dilakukan tim SDGHI sejalan dengan program digital mental health dan layanan berbasis komunitas berbiaya rendah yang telah berjalan di RS Marzoeki Mahdi.


    Apresiasi diberikan Dr. Anne-Claire Stona. Ia menilai pendekatan yang dilakukan RS Marzoeki Mahdi sebagai langkah penting dalam reformasi kesehatan jiwa di Indonesia.


    “Yang paling menarik adalah bagaimana rumah sakit mempermudah akses masyarakat terhadap layanan kesehatan jiwa, baik melalui hotline maupun advokasi langsung di lapangan,” katanya.


    Hal senada diungkapkan Professor Lee Kheng Hock, anggota tim SDGHI. Menurutnya, RS Marzoeki Mahdi mampu menjangkau masyarakat lebih luas melalui layanan outreach dan konsultasi 24 jam.
    “Alih-alih hanya melayani pasien rawat inap, kalian justru mendatangi masyarakat dan meningkatkan kualitas layanan di sekitar rumah sakit. Fokus program ini sangat mengesankan,” ujarnya.


    Kunjungan ditutup dengan sesi diskusi dan tur lapangan. Tim SDGHI melihat langsung implementasi program berbasis masyarakat dan berharap kerja sama dapat terus terjalin untuk memperkuat layanan kesehatan jiwa yang inklusif, terjangkau, dan berkelanjutan.(*)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini