-->
  • Jelajahi

    Copyright © IndateNews
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Satpol PP dan Rumah Kedua Gagas Program Anti-Bullying di Sekolah Bogor

    Indate News
    10/09/25, September 10, 2025 WIB Last Updated 2025-09-09T22:58:52Z


    indate.net-BOGOR – Aula SMPN 8 Kota Bogor dipenuhi ratusan siswa yang antusias mengikuti permainan kartu edukasi bertema anti-bullying, Selasa (9/9/2025). Lewat permainan sederhana itu, para siswa diajak bercerita, berempati, hingga berani menolak perundungan di sekolah.


    Program bertajuk My Buddy Anti-Bullying ini digagas Satpol PP Kota Bogor bersama Yayasan Rumah Kedua. Kegiatan tersebut menjadi salah satu langkah implementasi Perda Nomor 1 Tahun 2021 tentang Ketertiban Umum dan Perda Nomor 3 Tahun 2025 tentang Pencegahan Kekerasan di Dunia Pendidikan.


    Astrid dan Zahra, siswi kelas 8, mengaku mendapat banyak manfaat dari kegiatan ini. “Kalau lihat teman dibully, hati ingin menolong, tapi kadang masih takut. Dengan program ini, kita lebih berani,” ujar Zahra. Sementara Astrid menambahkan, permainan edukasi membuat siswa lebih memahami perasaan teman. “Belajarnya seru, bisa curhat juga,” katanya.


    Ketua Yayasan Rumah Kedua, Dewi Puspasi, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas lembaga dalam mengatasi perundungan. “Tujuannya agar gerakan anti-bullying tidak hanya berhenti di satu sekolah, tetapi meluas ke seluruh Kota Bogor,” ucap Dewi.


    Menurut Dewi, kasus perundungan di Kota Bogor terus meningkat. Data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) mencatat, tahun 2019 ada 40 kasus, sementara pada 2025 jumlahnya melonjak menjadi 97 kasus. Sebagian besar berupa kekerasan verbal dengan kenaikan rata-rata 15 persen setiap tahun.


    Untuk penanganan, Yayasan Rumah Kedua berkolaborasi dengan DP3A yang menyediakan layanan konseling serta Dinas Kesehatan karena bullying juga berdampak pada kesehatan mental dan fisik anak.


    Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, yang hadir dalam acara, menegaskan bahwa perundungan tidak boleh dianggap remeh. “Banyak siswa tidak sadar kata-kata bisa melukai. Dampaknya merusak mental anak, bahkan menghambat proses belajar,” katanya.


    Jenal menambahkan, pencegahan bullying tidak cukup hanya menyasar siswa, tetapi juga harus melibatkan keluarga dan guru. Ia juga menyinggung kerentanan remaja terhadap masalah lain, termasuk kasus HIV/AIDS yang meningkat di Kota Bogor. Tahun ini tercatat 185 kasus baru, 11 di antaranya dialami remaja berusia 14–19 tahun.


    “Bullying membuat anak rendah diri dan bingung harus cerita ke siapa. Kalau dibiarkan, bisa memicu masalah yang lebih berat,” ungkapnya.


    Pemerintah Kota Bogor bersama Yayasan Rumah Kedua berharap program My Buddy bisa diperluas ke lebih banyak sekolah, sehingga angka perundungan di Kota Bogor dapat ditekan.


    “Ini ikhtiar agar kasus bullying tidak terus meningkat. Hasilnya tentu kita serahkan pada Allah SWT,” tutup Jenal.(*)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini