indate.net-Bogor – Peredaran uang palsu kembali menghantui warga Kota Bogor. Sejumlah laporan dari masyarakat menunjukkan bahwa uang tidak asli masih kerap ditemukan dalam transaksi sehari-hari, terutama pada pembayaran tunai langsung di lapangan.
Kejadian ini mengindikasikan bahwa praktik
pemalsuan uang masih aktif dan berpotensi merugikan masyarakat luas, khususnya
mereka yang bekerja di sektor informal atau aktivitas yang melibatkan transaksi
tunai secara rutin.
Salah satu kasus baru-baru ini menimpa seorang
pegawai lapangan di perusahaan distribusi kebutuhan harian yang berinisial RH.
Ia diketahui menerima uang palsu saat melakukan penagihan pembayaran dari konsumen
di kawasan Ciomas Kabupaten Bogor. Insiden serupa sebelumnya juga pernah ia alami
pada tahun lalu.
“Pertama kali saya dapat uang palsu tahun lalu, dan baru-baru ini kejadian
lagi dan ini ketiga kalinya. Biasanya baru ketahuan saat saya serahkan uang ke bagian keuangan karena
mereka punya alat deteksi. Uang palsunya kalau dilihat sekilas hampir sama
dengan aslinya,” ungkap RH, Rabu (6/8/2025).
Uang palsu yang diterimanya baru terdeteksi
saat disetorkan ke bagian keuangan yang menggunakan alat pendeteksi keaslian
uang. Ciri-ciri uang palsu tersebut antara lain memiliki tekstur lebih tipis
dibandingkan uang asli, serta warna yang tampak buram dan tidak tajam.
Meski secara kasat mata uang palsu tampak
serupa, namun perbedaan baru terasa ketika disentuh atau diperiksa secara lebih
teliti.
Fenomena ini menunjukkan pentingnya
kewaspadaan masyarakat dalam memeriksa uang yang diterima, sekecil apa pun
nominalnya. Penggunaan alat pendeteksi sederhana atau memahami ciri-ciri uang
asli dapat menjadi langkah awal dalam mencegah kerugian lebih besar akibat uang
palsu.
Warga pun diimbau untuk selalu berhati-hati
dalam melakukan transaksi, terutama saat berbelanja di pasar, toko kelontong,
atau saat menerima pembayaran tunai dalam jumlah besar.(JM)