indate,net-BOGOR – Komunitas Bogor Wanita Berkebaya (BWB) menegaskan komitmennya dalam melestarikan seni dan budaya melalui penggunaan busana tradisional kebaya. Hal itu disampaikan Ketua BWB, Monica, dalam acara Lomba Kebaya Kreatif yang digelar di Gedung Serbaguna DPRD Kota Bogor, Jalan Pemuda, Tanah Sareal, Rabu (20/8/2025).
“Dengan berkebaya, kami dari
Komunitas Bogor Wanita Berkebaya Cantik dan Kreatif mendukung penuh kegiatan
seni dan budaya dalam rangka melestarikan kebudayaan. Harapannya, masyarakat
Kota Bogor dapat semakin mencintai dan menghargai nilai-nilai warisan nenek
moyang,” ujar Monica kepada wartawan
Pada peringatan Hari Kebaya Nasional
tahun ini, BWB mengisi rangkaian acara dengan berbagai kegiatan seni, mulai
dari tari hingga penampilan pencak silat. Selain itu, komunitas ini juga aktif
memperkenalkan budaya melalui kegiatan di tingkat lokal maupun nasional, seperti
“Indonesia Menari” di Jakarta dan kolaborasi seni dengan komunitas budaya lain
di Bogor.
Memasuki bulan Agustus, BWB turut
menyelenggarakan lomba kebaya dalam rangka memperingati Hari Kebaya Nasional
sekaligus Hari Kemerdekaan RI ke-80. Acara tersebut mendapat dukungan dari
berbagai pihak, termasuk istri Wali Kota Bogor, Yanti, yang hadir untuk
menyerahkan piala dan hadiah.
“Kami juga berterima kasih kepada
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, serta Bapak Azis selaku anggota
dewan, dan seluruh pegiat seni budaya yang mendukung kegiatan ini,” tambah
Monica.
Lebih lanjut, Monica menyebutkan BWB
berencana menggelar lomba kebaya secara rutin setiap enam bulan sekali.
Kegiatan itu akan dirangkai dengan penampilan seni, seperti menyanyi dan
menari, agar masyarakat semakin mengenal dan mencintai budaya bangsa.
“Insyaallah kegiatan ini akan terus
kami giatkan. Sebab kebaya adalah warisan nenek moyang yang harus dijaga,
jangan sampai diakui bangsa lain,” tegasnya.
Upaya BWB mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Mantan Kepala Bidang Kebudayaan Kota Bogor di Dinas Pariwisata, R Susilowati, menilai komunitas ini berperan penting dalam menjaga keberlanjutan kebaya sekaligus memperkuat penerapan Peraturan Daerah (Perda) tentang pelestarian kebudayaan.
“Saya sangat tertarik dengan upaya
pelestarian budaya, khususnya kebaya, karena hal ini sejalan dengan bidang yang
saya tekuni. Komunitas Bogor Wanita Berkebaya berperan penting agar kebaya
tetap lestari hingga generasi mendatang,” ujarnya.
Susilowati juga mengingatkan bahwa
Pemkot Bogor sebelumnya pernah menggagas program Rabu Nyunda, yang
mewajibkan pelajar SD hingga SMA memakai kebaya setiap hari Rabu. Namun,
seiring kebijakan pusat yang mewajibkan PNS mengenakan pakaian putih, kebijakan
itu bergeser ke hari Kamis.
“Alhamdulillah, hingga kini program
tersebut masih berlanjut. Antusiasme masyarakat sangat besar. Banyak kebaya
modifikasi modern bermunculan, bahkan kebaya klasik kembali diminati,”
ungkapnya.
Anggota BWB, Ibu Adel, menilai
kebaya adalah ciri khas perempuan Indonesia yang tidak dimiliki bangsa lain.
“Alasan saya sangat menyukai kebaya
adalah karena kebaya merupakan identitas budaya perempuan Indonesia. Itu
sebabnya kebaya sangat istimewa,” ujarnya.
Sebagai pelaku di bidang kecantikan
dan fashion, Adel juga memadukan kegiatannya dengan pelestarian budaya. Ia
kerap mengadakan pelatihan tata rias dan beauty class untuk mendukung
penampilan berkebaya.
“Memakai kebaya yang rapi perlu
didukung dengan tata rias yang baik. Karena itu, saya juga ingin berkontribusi
melalui kelas kecantikan yang bermanfaat bagi para pecinta kebaya,” jelasnya.
Adel berharap komunitas berkebaya
semakin solid dan berkembang.
“Harapan saya, komunitas ini bisa semakin maju dan saling mendukung, agar
kebaya tetap lestari sepanjang masa,” pungkasnya.(JM)