indate.net-Bogor – Suasana religius dan penuh semangat mewarnai acara Pengajian Al-Khoir yang digelar di Jalan Cimanggu, Gang Tijan RT 03 RW 15, Kelurahan Kedung Waringin, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Acara ini diselenggarakan dalam rangka Khataman Al-Qur’an Juz 30 Bil Ghoib ke-29, dengan mengusung tema “29 Tahun Mengawal Akhlak, Membangun Karakter”, pada Sabtu (5/7/2025)
Meski diguyur hujan, semangat para
hadirin tidak surut. Ratusan warga, tokoh masyarakat, alim ulama, serta
pimpinan pondok pesantren dari berbagai daerah turut hadir. Tampak pula Lurah
Kedung Waringin beserta jajarannya turut menyaksikan kemeriahan acara yang
juga menampilkan pertunjukan seni Islami dan sholawat dari para santri dan
santriwati, yang diiringi Hadroh santri Al-Khoir.
Salah satu tokoh yang turut
memberikan tausiah dalam kegiatan ini adalah KH. Ali-Murtadho, atau yang
akrab disapa Kyai Ajal.
Dalam sambutannya, Syamsuddin
Noor, perwakilan dari Pimpinan Pengajian Al-Khoir, menekankan pentingnya
membentuk karakter anak sejak dini melalui hafalan Al-Qur’an.
“Membangun karakter dalam kehidupan
sehari-hari memang harus dilakukan lewat pembiasaan yang baik, seperti
menghafal Al-Qur’an. Dalam kegiatan Khataman Juz 30 Bil Ghoib ini, anak-anak
kami dorong untuk hafal sejak usia dini,”
ujar Syamsuddin.
Ia menjelaskan bahwa anak-anak yang
telah mengikuti khataman akan dibina lebih lanjut dan berperan aktif dalam
kegiatan keagamaan di lingkungan.
“Anak-anak yang sudah diwisuda dalam
program ini nantinya akan dijaring oleh Ketua DKM Masjid Nurul Islam untuk
dijadikan imam dan bilal saat salat Tarawih di bulan Ramadan,” tambahnya.
Syamsuddin juga menyampaikan
harapannya agar program seperti ini terus berlanjut setiap tahun, dan menjadi
wadah pembinaan akhlak serta potensi generasi muda.
“Kami berharap kegiatan seperti ini
terus berlanjut di lingkungan RT 03 RW 15. Semoga dengan program mengaji dan
menghafal Al-Qur’an sejak dini, anak-anak bisa menjadi generasi yang berguna
bagi agama, masyarakat, dan bangsa,”
pungkasnya.
Acara khataman ini menjadi bukti
nyata bahwa kegiatan keagamaan di tingkat lingkungan dapat menjadi sarana
efektif dalam menanamkan nilai-nilai spiritual sekaligus membangun karakter
generasi penerus bangsa, meski tantangan cuaca sekalipun tak mampu menghalangi
semangat warga.(JM)