indate.net-Bogor – Dalam menghadapi dinamika industri kesehatan yang semakin kompetitif, Rumah Sakit Islam (RSI) Bogor mengambil langkah proaktif dengan menyelenggarakan pelatihan internal bertajuk "Fundamental Customer Service", Kamis, 19 Juni 2025.
Kegiatan yang berlangsung di lingkungan rumah sakit ini menghadirkan Sulkifly Baro, General Manager Pestigo sekaligus pendiri salesmanway.id, sebagai narasumber utama. Dikenal sebagai trainer nasional, Sulkifly memberikan materi seputar pelayanan pelanggan berbasis nilai spiritual dan motivasi diri.
Pelatihan ini diikuti oleh seluruh elemen karyawan, mulai dari staf frontliner, struktural, hingga pendukung. Wakil Direktur RSI Bogor, drg. Dewi Wiyana, M.Kes., FISQua, FIHFAA, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi perbaikan internal guna menjaga kepercayaan publik terhadap layanan kesehatan.
“Kami ingin tetap relevan di masa mendatang dengan memberikan layanan terbaik kepada pasien. Salah satu langkah antisipatif yang kami lakukan adalah meningkatkan kapasitas pelayanan seluruh karyawan,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Ubah Pola Pikir, Bangun Budaya Pelayanan
Dalam sesi pelatihan, Sulkifly menekankan bahwa pelayanan bukan hanya tugas petugas garda depan, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh karyawan rumah sakit.
“Pelayanan pelanggan bukanlah tugas rendahan, melainkan amanah mulia yang menjadi tanggung jawab semua lini organisasi,” tegasnya.
Ia juga memperkenalkan tiga pilar motivasi dalam pelayanan, yaitu:
-
Motivasi Rasional: Berbasis imbalan materi seperti gaji dan bonus, namun bersifat rentan karena mudah menimbulkan kekecewaan.
-
Motivasi Emosional: Berlandaskan keinginan mendapat pujian dan pengakuan, tetapi tidak stabil dalam jangka panjang.
-
Motivasi Spiritual: Merupakan motivasi tertinggi, yaitu melayani sepenuh hati karena niat ibadah dan mengharap rida Allah SWT.
“Pasien adalah amanah yang harus kami layani dengan keikhlasan dan penuh tanggung jawab,” tambah drg. Dewi.
Gagasan Nyata, Aksi Nyata
Menjelang akhir pelatihan, peserta diajak berdiskusi dan merancang ide-ide perbaikan pelayanan. Beberapa gagasan inovatif yang muncul antara lain peningkatan komunikasi antarunit, serta penguatan sistem penanganan keluhan berbasis empati.
Sulkifly menekankan pentingnya tindak lanjut terhadap hasil pelatihan.
“Silakan diskusikan ide-ide tersebut dengan pimpinan. Jika disetujui, maka wajib dijalankan. Pelatihan ini akan sia-sia jika tidak disertai aksi nyata,” pungkasnya.
Melalui pelatihan ini, RSI Bogor berharap mampu membangun budaya pelayanan prima yang tidak hanya profesional, tetapi juga bernilai ibadah, demi meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pasien secara berkelanjutan.(*)