-->
  • Jelajahi

    Copyright © IndateNews
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Seduluran Saklawase: Kisah Komunitas REYOT, Persaudaraan Abadi di Tanah Rantau

    Indate News
    25/05/25, Mei 25, 2025 WIB Last Updated 2025-05-25T05:21:27Z


    indate.net-Perjalanan hidup seseorang tak selalu dapat ditebak. Demikian pula kisah para perantau asal Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, yang kini menetap di Kota Bogor dan menjalin ikatan erat dalam sebuah komunitas unik bernama REYOT. Komunitas ini menjadi simbol persaudaraan, kekeluargaan, dan semangat gotong royong di tengah kerasnya hidup di tanah rantau.


    Komunitas REYOT dibentuk secara swadaya oleh para perantau dari Wonogiri yang merintis hidup di Bogor dengan berbagai profesi, mulai dari pedagang mie ayam, bakso, jamu, montir, penjaga lapangan badminton, hingga penjual soto. Diprakarsai oleh Timin, salah satu perantau senior, komunitas ini bermula dari kebiasaan berkumpul di sebuah saung sederhana yang telah lapuk, yang kemudian menjadi inspirasi nama “REYOT”.


    "Awalnya hanya ngobrol-ngobrol biasa di saung yang kondisinya memang sudah reyot. Dari situlah muncul nama 'REYOT' sebagai identitas kebersamaan kami," ujar Timin, pendiri komunitas, saat dikonfirmasi melalui sambungan WhatsApp pada Minggu (25/5/2025).


    Seiring berjalannya waktu, dari sekadar tempat bersantai dan melepas penat, komunitas ini berkembang menjadi keluarga kedua bagi para anggotanya. Saat ini, komunitas REYOT beranggotakan sekitar 10 Kepala Keluarga (KK) dengan total kurang lebih 30 orang yang rutin menjaga komunikasi dan kekompakan.


    Para anggota komunitas REYOT secara aktif mengadakan kegiatan sosial dan kekeluargaan, seperti arisan bulanan, pengumpulan dana kas bersama, hingga menyewa vila di kawasan Puncak untuk rekreasi dan mempererat tali silaturahmi antaranggota.


    "Yang kami bangun bukan hanya sekadar kebersamaan, tapi rasa keluarga. Dari beda darah menjadi sedulur. Di REYOT, kami saling dukung, saling bantu," ungkap salah satu anggota, yang kini mengais rezeki sebagai pedagang jamu keliling di wilayah Cibinong.

    Di tengah kesibukan masing-masing, para anggota tetap berkomitmen untuk menjaga hubungan dan kebersamaan. Bagi mereka, REYOT adalah lebih dari sekadar komunitas; ia adalah ruang aman untuk berbagi cerita, pengalaman, dan semangat menjalani hidup di rantau.


    Sebagaimana sebuah keluarga, dinamika internal tak terelakkan. Perselisihan kecil kerap terjadi, namun semangat awal untuk menjaga seduluran dan saling memahami menjadi fondasi yang kuat.


    "Namanya juga manusia, pasti ada kerikil-kerikil kecil. Tapi karena niat awal kita adalah menjaga seduluran, masalah bisa diselesaikan dengan baik," tambah Timin.


    Kini, REYOT bukan hanya sekadar komunitas informal, tetapi telah menjadi simbol kuat solidaritas sosial, khususnya bagi para perantau yang jauh dari kampung halaman. Ikatan emosional yang terbentuk telah menjadikan para anggota merasa seperti satu keluarga, meski tanpa hubungan darah.


    Moto “Seduluran Saklawase” menjadi semangat yang terus mereka junjung. Sebuah kalimat sederhana namun penuh makna yang menggambarkan keinginan untuk tetap bersatu dalam suka maupun duka, dalam keadaan sempit maupun lapang.


    Komunitas REYOT adalah wadah sosial kekeluargaan yang dibentuk oleh para perantau asal Wonogiri, Jawa Tengah, yang kini menetap dan bekerja di Kota Bogor dan sekitarnya. Kegiatan utama komunitas ini meliputi arisan, rekreasi bersama, serta kegiatan solidaritas lainnya yang bertujuan mempererat hubungan antarsesama perantau.(JM)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini