indate.net-BOGOR – Saat ini direncanakan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor ada program baru agar angkot di depan Alun-alun Kota Bogor tidak bisa mengetem dengan waktu yang lama. Jadi, angkot di Alun-alun itu diberikan timer selama 10 detik untuk menaik turunkan penumpang.
Kepala Dishub Kota Bogor, Eko Prabowo menegaskan, timer sedang dimatangkan dan akan dilaksanakan pada bulan Desember 2023 mendatang. “Jadi nanti kan ada celukan di pedestrian Nyi Raja Permas. Itu celukan angkot kita beri timer. SOP mirip SOP Biskita. Misal Biskita 10 detik, ya angkot juga 10 detik,” tandas Eko kepada wartawan, kemarin.
Celukan itu, sambung Eko, bukan tempat baru agar angkot mengetem. Ada tidak adanya angkot, timer itu tetap berjalan. “Jika 10 detik kami rasa ideal. Tapi, kami nanti saat pelaksanaannya akan tetap evaluasi,” tukasnya. Personel Dishub pun nantinya akan tetap berjaga meski timer itu berjalan. “Tetap, kita dibantu personel juga. Karena kan tingkat kesadaran dari sopir tentu berbeda-beda. Perlu kita awasi juga,” tegasnya.
Sedangkan, Wali Kota Bogor Bima Arya menambahkan, di Alun-alun serta sekitarnya untuk penataan kawasan parkiran nantinya akan diarahkan ke dua tempat.
“Iya parkirnya diatur. Nanti mana yang jelas. mana roda dua dan roda empat dimana saja. Dan nanti akan diarahkan sebagian masuk ke parkir masjid bawah tanah dan blok F,” ungkapnya. Penataan parkiran ini seperti diketahui, berbarengan dengan penataan pedestrian Dewi Sartika serta Nyi Raja Permas. Saat ditata, beberapa PKL pun ikut ditertibkan. Puluhan PKL yang biasasanya kerapa berjualan di Alun-Alun itu dilarang untuk tidak berjualan.
“Ya parkir on the street masih boleh diluar tapi nanti diatur. Ada yang tidak boleh untuk roda empat. Itu, khusus roda dua,” jelas Bima Arya. Secara realisasi, Bima Arya berharap, bisa terlaksana akhir tahun ini soal penataan parkir. Penataan parkir ini akan terlaksana seiring dengan selesainya pembangunan pedestrian Nyi Raja Permas serta Alun-Alun.
Bima Arya menegaskan, kawasan Alun-Alun Kota Bogor akan terus ditata. “Intinya semaksimal mungkin tidak ada yang jualan dipinggir jalan. Kemudian parkir tidak boleh sembarang. Kita sosialisasi terus. Parkir masuk ke dalam semua. Sekarang sosialisasi,” pungkas dia.(*)