indate.net-JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), mensosialisasikan Filosofi Kurikulum Merdeka untuk memaksimalkan para tenaga pendidik di wilayah dalam meningkatkan kualitas pendidikan untuk anak. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kemendikbudristek, Zulfikri Anas mengatakan, Filosofi Kurikulum Merdeka merupakan bagian dari program Merdeka Belajar untuk meningkatkan pemahaman kepada kepala satuan pendidikan dan guru, dalam mempersiapkan penerapan Kurikulum Merdeka secara kolaboratif di masing-masing wilayah.
Bicara tentang filosofi Kurikulum Merdeka, Zulfikri Anas mengungkapkan bahwa secara esensi kurikulum merupakan alat yang digunakan untuk membantu anak dalam mencapai tujuan pendidikan. Sebagai alat, maka kurikulum dipandang harus mengikuti anak dalam membantu proses pendidikannya.
Kurikulum Merdeka kata dia, filosofi dasarnya sudah diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara jauh sebelum Indonesia merdeka. “Satu hal menarik, dalam filosofi tersebut salah satunya diungkapkan bahwa tumbuh kembang anak terletak di luar kehendak dan kecakapan kita kaum pendidik. Selama ini kita mungkin lebih mendominasi proses belajar mereka dan dengan Kurikulum Merdeka kita akan menyesuaikan, mengembalikan pada kodratnya,” terang Zulfikri, dikutip dari laman resmi Kemendikbudristek, Rabu (20/4).
Dia juga mengungkapkan bahwa Kurikulum Merdeka menyediakan layanan kepada setiap peserta didik agar masing-masing mereka sejak dini mengenali potensi-potensi uniknya. Zulfikri menilai, ketika para pendidik keliru dalam memberikan layanan, akibatnya anak-anak tidak akan menemukan fitrah uniknya dan para pendidiklah yang bertanggung jawab.
“Jadi sebelum kita menyusun rencana pembelajaran, kita harus terlebih dahulu mengenali mereka. Bisa jadi di awal kita mengenalkan pembelajaran, kita terlebih dahulu mengenali anak-anak, bisa dengan berbagai cara melakukan asesmen awal dan yang penting di bulan-bulan awal guru-guru mempunyai peta mengenai kemampuan awal anak sebelum memulai pembelajaran,” lanjutnya.
Sementara, Tenaga Ahli Teknologi Kemendikbudristek, Lasty Devira Kesdu menjelaskan bahwa Platform Merdeka Mengajar merupakan platform pendukung dalam penerapan kurikulum Merdeka Belajar. Dia mengatakan, penerapan Kurikulum Merdeka Belajar dalam penerapannya didukung dengan Platform Merdeka Mengajar yang akan membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman untuk menerapkan Kurikulum Merdeka.
“Platform ini merupakan platform edukasi yang menjadi teman penggerak untuk guru dalam mewujudkan Pelajar Pancasila serta mendukung guru untuk mengajar, belajar, dan berkarya lebih baik lagi,” terang Lasty. Dalam mengajar, menurut Lesty, Platform Merdeka Mengajar menyediakan referensi untuk mengembangkan praktik pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Sampai saat ini, sudah tersedia lebih dari 2.000 perangkat ajar berbasis Kurikulum Merdeka dalam platform Merdeka Mengajar.
"Platform ini juga akan membantu guru melakukan analisis diagnostik literasi dan numerasi dengan cepat sehingga dapat menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan pengembangan peserta didik," tekan Lasty.(red)