indate.net-BOGOR – Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Fetty Anggraeni Dini, melakukan kegiatan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan di daerah pemilihannya, Kota Bogor, Jumat (7/11/2025).
Berbeda dari biasanya, kali ini politisi Partai Golkar tersebut memilih melakukan pengawasan langsung di Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara.
Langkah Fetty itu disebutnya sebagai bentuk pendekatan baru agar dapat melihat kondisi masyarakat secara lebih riil di lapangan. Dari hasil pertemuan dengan lurah dan warga, ia menemukan bahwa permasalahan sosial dan ekonomi di Bantarjati masih cukup kompleks, mulai dari kemiskinan hingga stunting.
“Jumlah keluarga miskin di Bantarjati masih sekitar 4.780 KK, sementara anak penderita stunting tercatat 28 anak. Selain itu, program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) juga masih ada sekitar 42 unit,” ujar Fetty kepada wartawan.
Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat itu mengaku, pengawasan di tingkat kelurahan baru pertama kali ia lakukan. Sebelumnya, ia lebih sering menyasar organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Bogor.
Namun, kata dia, pengawasan pemerintahan tidak hanya berhenti di tingkat dinas, tetapi juga perlu dilakukan hingga RT dan RW, untuk mengetahui persoalan secara menyeluruh.
Meski demikian, Fetty mengapresiasi kinerja Kelurahan Bantarjati dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, terutama melalui sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta Kelompok Wanita Tani (KWT).
“UMKM di Bantarjati ada sekitar 1.456 unit, sementara KWT ada empat kelompok dengan total anggaran mencapai Rp900 juta. Sekitar Rp800 jutanya dikelola melalui BOP RT, RW, LPM, dan Satgas Kelurahan. Ini sudah cukup baik,” tuturnya.
Fetty menambahkan, sebagian besar aspirasi warga memang bukan merupakan kewenangan langsung Komisi V DPRD Jawa Barat. Meski begitu, ia berkomitmen untuk mendorong instansi terkait agar dapat melakukan intervensi sesuai bidangnya.
“Saya berharap meskipun ada efisiensi anggaran, alokasi untuk kepentingan masyarakat tidak berkurang,” tegasnya.
Selain persoalan sosial, Fetty juga menyoroti masalah banjir dan genangan air di wilayah sekitar Kali Cibagolo dan Ciparigi.
Menurutnya, penataan sistem penahan air di kawasan itu sudah dua kali diperbaiki namun masih kerap jebol, diduga karena kontur tanah yang miring.
“Debit air di wilayah Gurih 7 juga menurun drastis, hampir hilang tiga perempatnya. Ini harus dikaji lagi izinnya, karena sangat berpengaruh terhadap kondisi air di sekitar,” kata Fetty.
Sementara itu, Lurah Bantarjati, Imam Suharso, mengaku tidak menyangka wilayahnya dikunjungi langsung oleh anggota DPRD Provinsi Jawa Barat.
Ia menilai kunjungan Fetty menjadi momen penting bagi warga untuk menyampaikan aspirasi secara langsung kepada wakil rakyat.
“Kami berterima kasih atas perhatian Teh Fetty. Kehadirannya membuka ruang bagi warga untuk menyampaikan keluhan dan kebutuhan yang ada di Bantarjati. Kami berharap hasil kunjungan ini bisa diteruskan ke instansi terkait,” ujar Imam.(*)


