indate.net-BOGOR- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor meninjau titik awal rencana pembangunan Jalan Bogor Inner Ring Road (BIRR) dari sisi Perumahan Bogor Nirwana Residence (BNR), Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Selasa (26/8). Peninjauan dipimpin langsung Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim.
Dedie mengatakan proyek jalan sepanjang 11,4 kilometer tersebut telah dipersiapkan sejak beberapa tahun lalu. Saat ini, lahan sepanjang lebih dari 7 kilometer sudah tersedia hasil komunikasi antara Pemkot dan sejumlah pengembang.
“Kalau konsisten melaksanakan langkah teknis, mulai dari pembebasan lahan yang tinggal beberapa bidang dan komunikasi intens dengan pengembang, maka proses bisa segera berjalan. Lahan sekitar 7 kilometer sudah disiapkan sejak lima tahun lalu,” ujar Dedie.
Menurutnya, pembangunan BIRR akan dilakukan bertahap dengan prioritas pada pembuatan Detail Engineering Design (DED), pembebasan lahan, pematangan lahan, hingga cut and fill sebelum konstruksi dimulai. Dedie optimistis keberadaan BIRR akan membantu mengurai kemacetan dan membuka akses ekonomi baru di Bogor Selatan.
“Hari ini kami ditemani pihak PT GAP dan Bakrieland. Kami mendorong komitmen mereka agar segera menyelesaikan kewajiban sesuai MoU dan PKS, sehingga langkah teknis berikutnya dapat segera dilaksanakan,” katanya.
Rute BIRR nantinya menghubungkan kawasan Wangun – Agus Taylor – Kertamaya – Rancamaya – Genteng – Pamoyanan hingga Mulyaharja. Seksi 2, yakni BNR – Pamoyanan, diproyeksikan dikerjakan lebih dulu secara bertahap dengan menunggu rekomendasi teknis pembangunan jembatan dari Kementerian PUPR dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC).
Dedie menambahkan, selain mengatasi kemacetan, pembangunan BIRR diharapkan menjadi motor pertumbuhan investasi. Kehadiran jalur ini diproyeksikan mendorong tumbuhnya perumahan, hotel, restoran, kafe, tempat hiburan, dan lahan parkir yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Kalau tidak ada akses ekonomi, sulit bagi indeks pembangunan manusia di Bogor Selatan meningkat. Harapan kami dengan adanya jalan ini, masyarakat bisa lebih mudah mengembangkan usaha,” jelasnya.
Terkait pendanaan, Dedie mengakui keterbatasan anggaran daerah sehingga membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat. Namun, ia menegaskan Pemkot berkomitmen melanjutkan proyek yang sudah digagas sejak era wali kota sebelumnya.
“Proyek ini terakhir dibahas tahun 2010, lalu saya lanjutkan lagi sejak 2019. Sekarang sudah terkumpul 7 kilometer lahan. Kalau dulu tidak diupayakan, harga tanah sekarang bisa mencapai triliunan. Tinggal beberapa titik lagi yang perlu diselesaikan oleh pengembang. Insya Allah, lambat laun, tapi pasti,” pungkasnya.(*)


