indate.net-BOGOR – Bencana longsor dan banjir bandang yang terjadi di kawasan Kecamatan Leuwiliang dan sekitarnya, mengakibatkan puluhan rumah warga mengalami kerusakan. Bahkan ada rumah-rumah warga yang terbawa hanyut dahsyatnya banjir bandang. Bencana itupun mengakibatkan tertutupnya akses jalan utama di beberapa lokasi.
Berdasarkan data sementara, ada sekitar 20 titik longsor yang mengakibatkan tertutupnya akses jalan utama, diantaranya akses menuju ke PTP 8 Perkebunan Teh Cianteun.
Encep Tim Desa Tangguh Bencana (Destana) Puraseda mengungkapkan, 20 titik longsor telah mengubur jalur utama menuju ke PTP 8 Perkebunan Teh Cianteun. “Selain longsoran yang mengubur jalan utama ke Cianteun, juga ada tiga titik ruas jalannya terputus. Sehingga kawasan perKampungan warga di Tanjungsari dan Kebun Teh dari arah Leuwiliang, terisolasi,” ungkapnya.
Bukan itu saja, lanjut Encep, akibat longsor yang menutup akses jalan Kampung Tanjung Sari menuju Kebun Teh Cianteun, diketahui ada 16 unit kendaraan roda dua ikut terjebak ditengah longsor dan belum di evakuasi. Dalam kejadian itu, satu korban jiwa akhirnya dapat ditemukan walaupun ditemukannya di Tangerang Banten.
“Nah selain Yadi Jayadi warga Cemplang yang tewas dan ditemukan di Tangerang, ada juga warga korban longsor lainnya di Tanjungsari yang selamat, bernama Suparta warga Kampung Peuteuy 3, Desa Kalong Liud, Kecamatan Nanggung,” terangnya.
Encep menambahkan, dahsyatnya banjir bandang sungai Puraseda yang merupakan anak sungai Cianteun di hari kejadian terbendung oleh longsoran bukit akibat hujan deras. “Karena terbendung longsoran bukit, maka air sungainya meningkat naik kemudian tanah yang membendung sungai pecah lalu menciptakan air bah dasyat yang mengalir menuju ke perkampungan warga Cisarua,” jelasnya.
Penuturan yang menjadi Penyebab terjadinya banjir bandang sungai Puraseda oleh Encep bukan tanpa alasan, sebab pada Kamis (23/06/2022) pagi pasca sehari bencana, Encep bersama 6 anggota Tim Desa Tangguh Bencana (Destana) Puraseda, menelusuri hulu sungainya di Gunung Perang.
“Benar saja, musibah Banjir bandang yang terjadi di Kampung Cisarua tersebut adalah akibat aliran Sungai Puraseda terbendung oleh longsoran bukit, lalu tanah yang membendungnya pecah, air sungai meluap masuk ke perkampungan,” tukasnya.
Terpisah, Erik Kaur Umum Desa Purasari menuturkan, akibat bencana banjir bandang yang melanda kampung Cisarua, sedikitnya ada 5 rumah warga hanyut. “Ditambah 150 rumah rusak berat dan ringan,” ujarnya.
Selain itu, beber Erik, jalur utama Kampung Tanjung sari menuju Cianteun ada 20 titik longsoran termasuk 3 titik ruas jalannya putus. “Saat ini Data yang dimiliki desa untuk jumlah rumah warga yang rusak akibat dampak bencana tersebut, masih belum valid dan masih terus kita lakukan pendataan dan verifikasi,” tukasnya.(*)