indate.net-Rumah keluarga Muslim (47) berada di Kampung Gudang, RT03/RW07, Kelurahan Rangga Mekar, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, sangat memperihatinkan, bahkan rumah itu terancam longsor
Selama enam Bulan bangunan rumahnya jadi, perlahan-lahan mengalami keretakan yang semakin parah. Hal itu dikarenakan rumah yang ia bangun berada di atas tebing yang tidak memiliki turap yang kuat.
Pantauan bogordaily.net di lokasi, nampak rumah yang berada di dekat tebing ini mengalami penurunan tanah, bahkan rumah itu bisa terancam longsor.
Bagian dapur dan kamar mandi mengalami keretakan yang cukup parah dengan diameter kurang lebih 5 hingga 10 centimeter.
Ditambah dengan curah hujan yang tinggi, bisa menyebabkan tanah tersebut longsor.
Diketahui, Muslim adalah salah satu warga yang terkena gusuran rel kereta api double trek Bogor – Sukabumi. Dirinya mendapat kan uang kompensasi sebesar Rp 20 juta.
Dengan uang tersebut, dirinya harus segera memiliki hunian untuk menampung anak dan mertuanya sebanyak sembilan jiwa.
“Saya mah dari pada ngontrak jadi maksain bangun rumah disini, karena kalau ngontrak uang segitu setahun juga abis,” katanya.
Muslim menyebut jika turun hujan deras dirinya bersama keluarga berdiam di bagian ruang tengah rumahnya. Pasalnya ruangan belakang sudah mengalami keretakan yang cukup parah.
Lebih lanjut, ia mengatakan, belum memiliki dana untuk memperbaiki rumahnya sendiri, karena penghasilannya yang tak mencukupi.
“Mau di bangun sendiri apa boleh buat, bukan dibiarin, apalagi punya anak kecil, makanya kalo mandi yang dikontrol itu anak kecil,” ucapnya.
Yang memprihatinkan juga, di rumah tersebut ada seorang nenek yang sudah berusia 96 tahun dan tidur di kamar belakang dengan kondisi dinding rumah yang sudah retak parah.
Muslim mengatakan, sudah dibantu oleh kepala wilayah setempat untuk mengajukan bantuan.
“Sudah pengajuan sama pak RW dan pak Lurah juga udah survey, kemudian anggota dewan juga sudah, namun belum dapet kejelasan sampai sekarang,” ungkapnya.
Terpisah, Ketua RW07 Kelurahan Rangga Mekar Roni, menambah, dirinya sudah mencoba mengajukan bantuan.
“Sudah ada beberapa kali survey juga, tinggal menunggu realisasinya, kalo saya cuma bisa bantu mengajukan saja,” katanya.
Sebagai RW, ia berharap segera ada yang memberikan bantuan, karena ia ingin masyarakatnya hidup dengan aman dan nyaman.
“Saya juga hanya bisa menunggu kapan, kalau saya sih harapannya cuma pengen secepatnya, karena khawatir sudah sangat membahayakan,” ungkapnya. (*)