indate.net- BOGOR – Suasana khidmat menyelimuti Cimanggu Gang Tijan, RT 03/15, Kelurahan Kedung Waringin, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, saat warga menggelar tradisi tahunan ziarah kubur Pahlawan Tijan pada Sabtu malam (16/8/2025). Kegiatan ini digelar menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80.
Tradisi ziarah kubur tersebut rutin dilaksanakan
setiap tahun sebagai bentuk penghormatan terhadap Pahlawan Tijan, seorang
pemuda berusia 18 tahun yang gugur di medan perang saat melawan penjajah
Belanda.
Acara dihadiri oleh jajaran pemerintahan
setempat, di antaranya Camat Tanah Sareal Rokib, Lurah Kedung Waringin, Lurah
Kedung Jaya, Babinkamtibmas, perwakilan LPM, para ketua RT/RW, tokoh
masyarakat, tokoh agama, serta keluarga perwakilan Pahlawan Tijan, hingga para
pemuda dan pelajar setempat.
Dalam kesempatan itu, Camat Tanah Sareal Rokib
menyampaikan apresiasinya terhadap masyarakat Cimanggu yang terus melestarikan
tradisi ini.
“Saya sangat bangga di wilayah Tanah Sareal
ada seorang pahlawan yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Semangat beliau harus menjadi teladan bagi generasi muda. Acara seperti ini
harus terus dipertahankan dari generasi ke generasi,” ujar Rokib.
Ia juga menyoroti antusiasme masyarakat,
khususnya para pemuda, yang mengikuti rangkaian acara dengan penuh semangat.
Prosesi diawali dengan penyerahan obor oleh pemuda dan melibatkan anak-anak sekolah berseragam
pramuka untuk mengikuti berbagai rangkaian acara..
“Saya melihat semangat juang yang luar biasa.
Ini adalah peringatan sakral yang menunjukkan kecintaan warga terhadap sejarah
perjuangan. Harapannya, kegiatan ini terus dijaga dan diwariskan kepada
generasi berikutnya,” tambahnya.
Senada dengan itu, tokoh agama sekaligus
perwakilan keluarga Pahlawan Tijan, Haerul Saleh, juga menyampaikan rasa syukur
atas terselenggaranya acara tahunan ini. Ia menegaskan pentingnya menjaga warisan
perjuangan yang ditinggalkan Pahlawan Tijan.
“Almarhum gugur dalam usia sangat muda, hanya
18 tahun, dengan 18 tembakan dari penjajah Belanda. Keberaniannya menjadi
kebanggaan kita bersama. Jika kita tidak mampu melanjutkan perjuangannya,
setidaknya jangan mengotori kampung yang beliau perjuangkan ini,” ucap Haerul.
Kegiatan ziarah kubur Pahlawan Tijan tidak
hanya menjadi ajang mengenang jasa pahlawan, tetapi juga mempererat persatuan
masyarakat. Tradisi ini sekaligus menjadi pengingat bagi generasi muda tentang
pentingnya menghargai pengorbanan pejuang kemerdekaan.(JM)