indate.net-Jakarta - Kopi arabika hasil bumi Nusantara semakin mendapat tempat di pasar dunia. Hingga kuartal pertama 2025, sebanyak 127 ton kopi dari Java Coffee Estate (JCE) berhasil diekspor ke berbagai negara, termasuk Inggris, Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Norwegia. JCE sendiri merupakan hasil kerja sama operasi (KSO) dua subholding Holding Perkebunan Nusantara, yakni PTPN IV PalmCo dan PTPN I SupportingCo.
Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, menyampaikan bahwa capaian ekspor ini membuktikan bahwa transformasi dan peningkatan kualitas produksi kopi JCE mampu menjawab tantangan pasar global.
“Di
tahun 2024, kita berhasil membukukan ekspor kopi mencapai 600 ton ke berbagai
negara Eropa, Asia, dan Amerika. Insya Allah, di tahun ini kita optimis ekspor
kopi Arabika specialty dari JCE akan terus tumbuh dengan dukungan berbagai
program strategis, seperti replanting, sertifikasi keberlanjutan, pemanfaatan
teknologi, serta adaptasi terhadap regulasi global,” ujar Jatmiko.
Hingga
April 2025, JCE mencatatkan laba bersih sebesar Rp6,51 miliar, dan ditargetkan
mencapai Rp33,36 miliar hingga akhir tahun. Target tersebut naik dari capaian
laba tahun sebelumnya sebesar Rp32 miliar.
Sejalan
dengan target kinerja keuangan, produksi kopi juga ditingkatkan melalui program
intensifikasi dan replanting. Sejak 2021 hingga 2024, sebanyak 1.200 hektare
dari total target 1.500 Ha telah diremajakan. Melalui pendekatan berbasis data
dan teknologi, produktivitas kopi telah meningkat signifikan.
“Kami
sadari bahwa keberlanjutan adalah kunci dalam upaya mengembalikan kejayaan
legenda kopi Jawa di pasar global. Untuk itu, program replanting ini tidak
hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga membantu memperpanjang siklus
produksi kopi di perkebunan,” ungkap Jatmiko.
Dengan
langkah strategis tersebut, PalmCo menargetkan produksi JCE mencapai 1.182 ton
pada 2025, tertinggi sepanjang sejarah perkebunan tersebut berdiri.
Dalam KSO
yang ditandatangani pada 2022, PalmCo dipercaya untuk melakukan investasi dan
eksploitasi atas 3.530,77 hektare areal kopi, dengan masa kerja sama selama 10
tahun. PTPN IV PalmCo juga menanggung 100 persen biaya investasi sekaligus
membawa budaya kerja baru dan sistem berbasis teknologi ke JCE.
Transformasi
dimulai dari pengukuran ulang berbasis drone dan GIS, perbaikan sistem budidaya
dan organisasi, serta penerapan Best Management Practices (BMP). Selain itu,
JCE mengadopsi sistem kerja ramping dan efisien, termasuk proses birokrasi yang
lebih cepat dan transparan. Kini, JCE mencatat produktivitas mencapai 409 kg/Ha
untuk green beans dan 2.470 kg/Ha untuk kopi cherry. Kinerja ini merupakan
lompatan besar setelah tiga tahun transformasi dijalankan.
Lebih
jauh, Jatmiko menyampaikan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras
seluruh tim JCE dan akan dijadikan role model untuk pembinaan petani kopi
secara nasional.
“Apa yang
telah kita lakukan di sini akan kita jadikan role model. Kita akan tularkan
best practices ini ke para petani kopi di Indonesia. Sehingga nantinya tidak
hanya JCE dan PTPN saja sejahtera, tapi seluruh petani kopi Indonesia akan
merasakan nikmatnya dari hasil bertani kopi ini,” pungkasnya.(*)